Kategori: Cerita Cinta
Tokoh utama: Aku
Judul Cerpen: Memory, Love and Reality
Penulis : Budiman
Face Book Penulis: Buwdh
sihagemaru childosdaz
Twitter: Buwdh@childdosdazz
Memory,love and Reality
Malam ini,keadaan
begitu gelap, udara semakin malam semakin dingin dan menusuk tubuhku, air hujan
sedikit demi sedikit membasahi tubuh ini, Aku mencari tempat berteduh, untuk
melindungi bunga yang ku bawa, kebanyakan orang berkata” kenapa harus takut
dengan hujan?,hujankan air!” Pernyataan itu memang benar, Aku bukan takut air
hujan, Aku takut air hujan menggagalkan rencanaku.
Waktu menunjukan tepat
pada pukul 19:00 wib dan Aku masih terdiam
menunggu redanya hujan, tapi hujan tak
kunjung reda.
Lari! Itu yang Aku
lakukan.
Aku berlari menuju taman tempat dimana kita
berdua mengikat janji setia.
Dalam perjalan, Aku terus menutupi bunga yang ku bawa dengan jaket, Aku
tidak mengerti dengan apa yang Aku lakukan?, tapi semua tubuhku bergerak begitu
saja, mungkin Karena CINTA.
. Aku berharap bunga
yang ku bawa ini bisa membuat kita bersatu kembali, setelah sekian lama kita
tidak bertemu.
Hujan tidak menghentikan langkahku,
sampai akhirnya Aku tiba ditaman, dimana taman ini
menjadi saksi bisu perjalanan cintaku.
Akhirnya Hujanpun reda.
Udara dingin berubah menjadi kabut putih yang
menyelimuti taman, suhu ditaman ini sangat dingin, terlihat oleh nafasku yang
berwarna putih.
Cahaya lampu taman, membantuku untuk mencari Bidadariku,
Tapi apa yang kucari,TIDAK ADA?
Bidadariku tidak datang, entah kemana Aku harus mencarinya lagi, meskipun
ke ujung dunia Aku tidak akan menemukannya.
Aku terdiam membisu
ditengah gelapnya malam, ditaman yang begitu gelap dan dingin, gelap dan dinginnya
malam ini mewakili hatiku yang pesimis untuk bisa bertemu dengan dirinya, malam
ini bintang pun tidak mau menunjukan cahayanya, apalagi dia.
Aku masih terperangkap
dalam masalalu, masalalu bersamanya, kenangan indah itu membuatku tidak bisa
membuang kenangan ini sedikitpun, Aku selalu merasa bahwa dia masih ada, ada
dan menemaniku disini, tapi Aku harus
menyadari dan menerima kenyataan ini, Bidadariku
telah tiada,
(kenangan bersamanya tidak mudah untuk dilupakan, Karena
kenangan itu sangat berarti, dia telah menjadi cerita dalam perjalan cintaku, kadang
kita masih terperangkap dalam kenangan masalalu bersamanya dan lupa pada
kenyataan,
Karena kita tidak pernah mencoba untuk keluar dari jeratan masalalu.
Hidup ini terus maju,dan kita masih terdiam di satu
titik yang tidak bisa kita rasakan kembali, pedih memang melihat kenyataan tapi
pada kenyataanya kita harus menerima, Karena kita TIDAK HIDUP DALAM KENANGAN, biarlah kenangan
itu tetap ada dan menjadi satu kenangan Bukan menjadi kenyataan.so you must MOVE ON) .