Kategori: Cerita Inspiratif
Judul: Aku
tak seharusnya seperti ini.
Untuk: Semua
Penulis: Budiman
Kadang kita sebagai Anak terlalu egois, selalu mementingkan
diri sendiri, tidak pernah mempedulikan perasaan orang tua,
Dalam cerpen saya kali ini, akan mengajak anda untuk lebih
memahami kasih sayang seorang Ibu terhadap Anaknya,
Ini kisah tentang seorang Anak yang kabur dari rumah
menuruti keegoisannya, tanpa di duga Anak itu bertemu dengan seorang
pengemis Ibu-ibu yang memberikan kisah hidupnya dan nasehat-nasehat,
apakah anak itu akan membulatkan niatnya untuk pergi dari
rumah ??.
apakah nasehat seorang pengemis itu akan di dengar??.
Langsung saja baca kisahnya, yang saya beri judul.
Aku tak seharusnya
seperti ini!.
Kota
Bandung hari ini sangat dingin, karena hujan terus menerus mengguyur tanpa
henti.
Sore ini hujan begitu deras.
Aku yang berada didalam bus, melihat seorang Ibu-ibu
dalam keadaan basah kuyup, memakai baju cumpang-camping, menggendong seorang
Anak laki-laki.
Anak laki-laki itu sangat kedinginan, terlihat oleh
bibir mungilnya yang berwarna biru.
Aku terkejut,
melihat Ibu-ibu itu diusir “knek”bus, Ibu
itu memohon agar bisa masuk.
Hati kecilku berbicara “kalau Kamu tidak mau menolong
Ibu itu, sama saja Kamu tidak menyayangi Ibu kandungmu sendiri”.
“Pak, biarin Ibu itu masuk, biar Saya yang bayar
ongkosnya”.
Ibu itu berjalan menghampiriku yang duduk seorang
diri.
“Terima Kasih Nak”.
Aku tersenyum.
Sepanjang perjalanan Kami mengobrol
Ibu itu bernama Husniah, beliau berumur 45 tahun, beliau
bekerja menjadi seorang pengemis sudah 3 tahun semenjak suaminya meninggal, Bu
Husniah mempunyai 3 Anak, ketiga Anaknya sudah berumah tangga dan
memilih tinggal bersama suaminya.
“yang
digendong itu, Anak siapa bu?” tanyaku.
“Ini cucu Ibu Nak, namanya Adin” . jawabnya.
Aku
melihat Adin iba, dengan keadaan seperti itu, yang menurutku anak-anak
seusianya lagi menikmati masa anak-anak yang ceria, banyak teman , main games
tapi itu semua hanyalah mimpi di siang bolong Aku bisa melihat dari sorot
matanya anak kecil yang tak pernah tahu arti kebahagiaan itu seperti apa,
membuatku ingin meneteskan air mata.
“Nak udah
punya pacar?”.
Pertanyaan bu Husniah mengagetkan lamunanku.
“pacar belum bu, emang kenapa bu?” .
“ Ibu hanya mengingatkan, jangan sampe salah
pergaulan, nanti kaya nasib-nasib anak Ibu”.
“emang nasib mereka kaya gimana bu?”.
“ya nak, Anak
Ibu yang pertama, gila harta, pada akhirnya kehidupannya jatuh miskin, Anak Ibu
yang kedua bercerai karena suaminya ketahuan selingkuh, Anak Ibu yang ketiga
hamil diluar nikah dan mau membuang Anaknya.
“dibuang bu, terus nasib Anaknya sekarang gimana?”
tanyaku penasaran.
“Ini, ada dipangkuan saya” tersenyum.
Adin, tertidur dipangkuan neneknya, terlihat lelah, Aku yang melihatnya tersentuh, betapa besar pengorbanan seorang nenek kepada
cucunya.
“Kalau saya boleh tanya, kenapa Anak-anak Ibu bisa
seperti itu?”.
“nak, Ibu telah memberitahu, Ibu telah menasehati, pacaran
harus pilih-pilih,bukan melihat fisik ataupun harta, tapi harus melihat imannya, Ibu banyak sakit hati oleh anak
kandung ibu sendiri, dinasehati malah melawan, dikasih tahu malah membentak, Ibu
menahan tangisan dihadapan mereka, tapi Ibu tidak kuat nak, Ibu menangis
dihadapan sang pencipta, Ibu menjerit, kenapa harus terjadi pada Ibu, Ibu ingin
mempunyai anak yang sholeh, tapi mungkin ini jalan hidup Ibu”.
bu husniah meneteskan air mata, Aku yang merasa
bersalah tidak seharusnya menanyakan
pertanyaan yang membuat seseorang bersedih.
“bu saya minta maaf bila pertanyaan saya tadi, membuat
Ibu bersedih.”
“tidak apa-apa nak, nak Ibu hanya titip pesan orang
tua harus dihargai kalau kamu mau sukses, sayangi mereka, mereka yang telah
mengurusmu dari kecil sampe saat ini, jadi jangan sakiti mereka”.
Aku menangis,
melihat diriku sendiri yang selalu melawan, membentak, berbohong.
Aku anak yang tidak tahu diri,meninggalkan rumah
gara-gara kemauanku tidak dituruti, sangat bodoh bila Aku melakukan hal ini!.
“Aku tidak boleh lari dari masalah” kataku dalam
hati, air mataku mulai menetes, Aku tidak kuat menahan semua masalah hidup ini,
Aku
ingin sekali mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada bu husniah, tapi Aku
tidak tega membangunkan bu husniah yang sedang tertidur lelap.
Perasaan ini semakin KACAU, apa yang sebenarnya Aku
lakukan Tuhan, rasa rindu ini datang tiba-tiba dan rasanya ingin sekali kembali
kerumah.
SELESAI.
(Kasih
sayang orang tua, tidak bisa dibayar oleh uang, kasih sayang orang tua itu
tulus, ingat mereka tidak akan selalu sehat, mereka tidak akan selalu menemani,
mereka tidak akan selalu mendengarkan cerita-cerita kita, sayangi mereka
seperti mereka menyayangimu, sebelum mereka benar-benar telah meninggalkanmu
seorang diri).
Terima kasih sudah membaca. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar