Rabu, 16 April 2014

Aku tak seharusnya seperti ini!.


Kategori: Cerita  Inspiratif

Judul: Aku tak seharusnya seperti ini.

Untuk: Semua

Penulis: Budiman


Kadang kita sebagai Anak terlalu egois, selalu mementingkan diri sendiri, tidak pernah mempedulikan perasaan orang tua,

Dalam cerpen saya kali ini, akan mengajak anda untuk lebih memahami kasih sayang seorang Ibu terhadap Anaknya,

Ini kisah tentang seorang Anak yang kabur dari rumah menuruti  keegoisannya, tanpa di duga Anak itu bertemu dengan seorang pengemis Ibu-ibu yang memberikan kisah hidupnya dan nasehat-nasehat,

apakah anak itu akan membulatkan niatnya untuk pergi dari rumah ??.

apakah nasehat seorang pengemis itu akan di dengar??.


Langsung saja baca kisahnya,  yang saya beri judul.



Aku tak seharusnya seperti ini!.


            Kota Bandung hari ini sangat dingin, karena hujan terus menerus mengguyur tanpa henti.

Sore ini hujan begitu deras.

Aku yang berada didalam bus, melihat seorang Ibu-ibu dalam keadaan basah kuyup, memakai baju cumpang-camping, menggendong seorang Anak laki-laki.

Anak laki-laki itu sangat kedinginan, terlihat oleh bibir mungilnya yang berwarna biru.

 Aku terkejut, melihat Ibu-ibu itu  diusir “knek”bus, Ibu  itu memohon agar bisa masuk.

Hati kecilku berbicara “kalau Kamu tidak mau menolong Ibu itu, sama saja Kamu tidak menyayangi Ibu kandungmu sendiri”.

“Pak, biarin Ibu itu masuk, biar Saya yang bayar ongkosnya”.

Ibu itu berjalan menghampiriku yang duduk seorang diri.

“Terima Kasih Nak”.

Aku tersenyum.

Sepanjang perjalanan Kami mengobrol

Ibu itu bernama Husniah, beliau berumur 45 tahun, beliau bekerja menjadi seorang pengemis sudah 3 tahun semenjak suaminya meninggal, Bu Husniah mempunyai  3  Anak, ketiga Anaknya sudah berumah tangga dan memilih tinggal bersama suaminya.

 “yang digendong  itu, Anak siapa bu?” tanyaku.

“Ini cucu Ibu Nak, namanya Adin” . jawabnya.

            Aku melihat Adin iba, dengan keadaan seperti itu, yang menurutku anak-anak seusianya lagi menikmati masa anak-anak yang ceria, banyak teman , main games tapi itu semua hanyalah mimpi di siang bolong Aku bisa melihat dari sorot matanya anak kecil yang tak pernah tahu arti kebahagiaan itu seperti apa, membuatku ingin meneteskan air mata.

 “Nak udah punya pacar?”.

Pertanyaan bu Husniah mengagetkan lamunanku.

“pacar belum bu, emang kenapa bu?” .

“ Ibu hanya mengingatkan, jangan sampe salah pergaulan, nanti kaya nasib-nasib anak Ibu”.

“emang nasib mereka kaya gimana bu?”.

 “ya nak, Anak Ibu yang pertama, gila harta, pada akhirnya kehidupannya jatuh miskin, Anak Ibu yang kedua bercerai karena suaminya ketahuan selingkuh, Anak Ibu yang ketiga hamil diluar nikah dan mau membuang Anaknya.

“dibuang bu, terus nasib Anaknya sekarang gimana?” tanyaku penasaran.

“Ini, ada dipangkuan saya” tersenyum.

Adin, tertidur dipangkuan neneknya, terlihat lelah, Aku yang melihatnya tersentuh, betapa besar pengorbanan seorang nenek kepada cucunya.

“Kalau saya boleh tanya, kenapa Anak-anak Ibu bisa seperti itu?”.

“nak, Ibu telah memberitahu, Ibu telah menasehati, pacaran harus pilih-pilih,bukan melihat fisik ataupun harta, tapi harus melihat  imannya, Ibu banyak sakit hati oleh anak kandung ibu sendiri, dinasehati malah melawan, dikasih tahu malah membentak, Ibu menahan tangisan dihadapan mereka, tapi Ibu tidak kuat nak, Ibu menangis dihadapan sang pencipta, Ibu menjerit, kenapa harus terjadi pada Ibu, Ibu ingin mempunyai anak yang sholeh, tapi mungkin ini jalan hidup Ibu”.

bu husniah meneteskan air mata, Aku yang merasa bersalah tidak seharusnya menanyakan  pertanyaan yang membuat seseorang bersedih.

“bu saya minta maaf bila pertanyaan saya tadi, membuat Ibu bersedih.”

“tidak apa-apa nak, nak Ibu hanya titip pesan orang tua harus dihargai kalau kamu mau sukses, sayangi mereka, mereka yang telah mengurusmu dari kecil sampe saat ini, jadi jangan sakiti mereka”.

 Aku menangis, melihat diriku sendiri yang selalu melawan, membentak, berbohong.

Aku anak yang tidak tahu diri,meninggalkan rumah gara-gara kemauanku tidak dituruti, sangat bodoh bila Aku melakukan hal ini!.

“Aku tidak boleh lari dari masalah” kataku dalam hati, air mataku mulai menetes, Aku tidak kuat menahan semua masalah hidup ini,

            Aku ingin sekali mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada bu husniah, tapi Aku tidak tega membangunkan bu husniah yang sedang tertidur lelap.

Perasaan ini semakin KACAU, apa yang sebenarnya Aku lakukan Tuhan, rasa rindu ini datang tiba-tiba dan rasanya ingin sekali kembali kerumah.

SELESAI.


(Kasih sayang orang tua, tidak bisa dibayar oleh uang, kasih sayang orang tua itu tulus, ingat mereka tidak akan selalu sehat, mereka tidak akan selalu menemani, mereka tidak akan selalu mendengarkan cerita-cerita kita, sayangi mereka seperti mereka menyayangimu, sebelum mereka benar-benar telah meninggalkanmu seorang diri).

Terima kasih sudah membaca. :-)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar