Sabtu, 18 Februari 2017

LOVE IS BULLSHIT!.




Cerpen ini lahir ketika “EGO” mencoba membohongi “PERASAAN”.

-BUDIMAN-.



Kalian pasti pernah ‘Bertahan’ dengan seseorang yang ‘Salah’, kalian tahu itu akan menyakitkan, namun apalah semua usaha untuk ‘Melupakan, karena semua-kan ‘Percuma’.


 ‘Hati’ telah mengalahkan ‘Logika’.


Beribu kali dibohongi, beribu kali bertahan, beribu kali mendengar alasan yang sama!.

Ingin rasanya Aku pergi dan melupakan semuanya, namun sepertinya mustahil bagiku untuk melupakan kenangan bersamanya, Mungkin karena kenangan yang diberikan terlalu ‘Indah’.


 Lagi dan lagi, Aku harus bilang “CINTA ITU HANYA OMONG KOSONG”.







            Ini adalah tempat dimana Aku menjalin sebuah hubungan, tempat ini sangat istimewa bagiku, yaaa, Dimana Dia menyatakan isi hatinya.

Waktu itu, Aku sangat heran kenapa Dia bisa menyukai cewek cuek yang engga pernah mikirin cinta.
 Pikirku cinta itu hanya buat seseorang ‘Terluka’ saja, karena sebelumnya Akupun pernah gagal menjalin sebuah hubungan, mungkin itu asalan utamaku untuk  memilih tidak pacaran.

Namun Dia terus meyakinkan sampai akhirnya kita “PACARAN”.

Aku mengenal Dia dari jaman SMA. Dulu Aku mengenal Dia memang seorang playboy, temanku juga banyak yang jadi korban kegombalannya.

Aku tak peduli, malahan Aku pernah mencibirnya, ketika Aku mendengar tingkahnya yang “Sok kegantengan”.

Ketika Aku memasuki perkulihan, Aku bertemu kembali dan satu jurusan denganya.

Entah kenapa Aku sangat tidak mau kehilangannya, meskipun Aku tahu dia bukan cowok baik yang harus Aku pertahankan, Aku rasa ada benarnya kata orang cinta itu buta.

Sempat waktu itu, Aku melihat orang yang Aku sayangi jalan bersama perempuan lain, Kamu tahu rasanya hati ini benar-benar ‘HANCUR’.

 Ia menjelaskan perempuan yang berjalan bersamanaya itu tidak ada hubungan apa-apa, dan untuk kesekian kalinya, AKU PERCAYA, BODOH MEMANG!.

Hari ini, Aku benar-benar sudah lelah dan ingin mengakhiri hubunganku, bukan tanpa alasan, karena Aku tahu ternyata feelingku selama ini benar, mereka mempunyai hubungan. Dan sekarang Aku punya bukti kuat.

Kamu pernah berharap dengan seseorang dan harapan itu hanyalah sebuah harapan semu yang tak bisa jadi kenyataan!.

Kamu pernah mencoba untuk menjadi yang terbaik, namun pasanganmu tak pernah menjadikan dirimu yang terbaik!.

Kamu pernah memperjuangkan seseorang namun seseorang yang memeperjuangkanmu itu tak pernah memperjuangankan balik!.

Apa yang Kamu rasakan, ketika berada di posisi ini?.

Sakitkah?, Marahkah? atau Kecewakah?.

3 kata itu yang Aku rasakan saat ini.



Menunggu adalah sesuatu yang membosankan sama halnya ketika Kamu menunggu seseorang yang tak pasti dalam hidupmu.

Aku harap pertemuanku hari ini bisa membuatku lebih kuat melepas seseorang, dan untuk terakhir kalinya Aku benar-benar pergi meskipun hati ini tak bisa berbohong, ‘AKU MASIH MENCINTAINYA’.

Tapi bila melihat kembali chat-tanku malam itu , rasanya Aku ingin sekali mengembalikkan semua rasa sakit-ku padanya, Aku mau Dia merasakan apa yang Aku rasakan saat ini.

 Aku mencoba kembali menghubungi Dimas.

“Kamu dimana, Aku udah 1 jam nungguin Kamu dan kenapa telepone baru aktif?!”.

“Aku dijalan, mobilku mogok”.

“Mogok alasan lama, Kamu lagi sama cewekkan!”.

“Cewek-cewek apasih, Kamu tuh ngomong apa?, Aku engga ngerti?”.

“Udahlah TERSERAH, urus aja cewek baru kamu, engga usah banyak alesan ini itu!”.

Selalu dengan alasan yang engga jelas 3 hari kemaren mobilnya baru aja di service masa udah mogok lagi?. banyak ‘Alasan’!. Omelku dalam hati.

Telepone kumatikan.

Emosiku mengendalikan pikiranku, Aku tak bisa berpikir baik tentang dirinya sedikitpun.



***




Dalam lamunan, Aku melihat seorang wanita terdiam di ujung bukit, wanita itu sangat cantik Ia memakai baju bewarna pink sepertinya Ia sedang jatuh cinta, matanya berbinar menunjukan kekaguman dengan apa yang Ia liat dari atas sana, sesekali angin malam meniup gaunnya yang tipis namun elegant, terlihat raut wajahnya mengharapkan sesuatu yang baik terjadi padanya.

 Malam itu Ia menikmati pemandangan indah di kota Bandung, cahaya lampu dari gedung kota, ibarat bayangan bintang yang bertaburan di lautan.

 Udara dingin bukit ini menjadi hangat, ketika tangan itu menyentuhnya dengan penuh kasih, senyuman indah dari seseorang yang Tuhan ciptakan untuk melindungi seorang wanita memberikan ketenangan hati, Dia terus menatapnya sampai akhirnya, Ia menyadari bahwa hidup ini tak bisa Ia jalani sendiri, Ia membutuhkan ‘PENDAMPING HIDUP’ .

 Tiba-tiba ketika Aku melihat wajahnya ternyata itu Arta bukan Dimas.

“ARTA”,  Aku langsung teringat padanya.

Aku terkejut “ko Arta yaa? Perasaan malam itu Aku sama Dimas?!, duh Airin jangan ngelamun deh Rin, kebiasaan Kamu nih kalau banyak pikiran”.

Aku mengambil handphone . mencari kontak Arta.      

“Arta, Arta, Arta, oh iya ini”. Aku mencoba menghubungi Arta teman cowok satu-satunya yang selalu mengerti Aku disaat senang maupun susah.

 Arta adalah orang yang tahu semua cerita hubunganku bersama Dimas, ‘Senengnya’, ‘Galaunya’ semuanya.

Dan kebetulan Arta rumahnya tidak jauh dari café ini.
“Arta kamu dimana?”.

“Aku lagi nongkrong nih sama temen, kenapa Rin”.

“Bisa jemput Aku engga di café biasa”.

Arta meng’iya’kan ajakanku, Arta bertanya alasanku  berada dicafe itu untuk apa, Aku menjawab ingin mengeluarkan ‘uneg-uneg’ dan Aku ingin memutuskan hubunganku dengan Dimas.

“Yaudah kamu tunggu, Aku kesitu sekarang”.

Aku ingin sekali mencurahkan kepada Arta apa yang Aku rasakan saat ini, hanya Dia yang mengerti bila urusan cinta!.
 

Tiba-tiba Aku dikejutkan dengan tangan yang memelukku dari belakang, Aku mencoba menebak. Apakah Arta temanku yang baru saja Aku hubungi.

“Arta, Arta buka ih Aku engga bisa liat”.

Ternyata itu bukan Arta tetapi ‘DIMAS’.

“ARTA?!, Kamu lagi janjian ama Arta?”.

“Iya kenapa, Aku nungguin Arta untuk jemput !”.

Senyuman itu membuatku ingin menarik kembali niatku memutuskan Dimas.

“Katanya ngga akan dateng dengan alasan mobil mogoklah apalah”. Kesalku.

“Yaa pasti datenglah, Aku cuman mau buat kejutan aja sama ayank emang engga boleh, mana tega Aku ninggalin ayank sendiri disini, Akukan sayang banget sama ayank, udah yaa jangan marah-marah maafin kalau Aku lama tadi macet di jalan”.

‘Jangan sampai luluh lagi jangan sampai luluh lagi’. Kataku dalam hati.

“Oke, Aku mau kamu jelasin?!”.

“Ini coffeelatte-kan, buat Aku yaa yank, dari tadi di jalan Aku belum minum loh, haus”.


Memang coffeelatte adalah minuman kesukaannya. Dimas bukan typikal orang yang menyukai minuman berkafein,  pikirnya semua kopi itu pahit dan tak enak, namun ketika Aku memperkenalkan bahwa ada kopi yang enak, Ia mencobanya dan ketagihan.

“Jangan mengalihkan pembicaraan!. Kamu kemaren malem kemana, sama siapa dan kenapa hp Kamu ngga aktif?”.

“Aku dirumah, ketiduran hp Aku juga mati lupa engga di cash “.

“Hp juga bisa lupa di cash apalagi tanggal jadian kita!”.

“Aku engga lupa?!”.

“Udah cukup!, kemaren malem Kamu kemana, jujur aja”.

“Aku ketiduran kemaren malem”.

“Ini apa?!”. Aku memperlihatkan chat-tanku bersama wanita itu.



Dimas terbata-bata dia mencoba berulangkali mengelak namun kali ini tak bisa.

Dimas dengan tenangnya menjawab.

“Ia itu pas acara Harun ulang tahun dan itu photo udah lama yank”.

“Udah lama?, dan Aku ngga pernah tau sama acara temen Kamu itu, Kamu tau Aku dapet photo ini kemaren malem, Aku yang bodoh atau Kamu yang engga pinter boong!”.

Dimas terus meyakinkanku Dia tak punya hubungan degan wanita itu.

“Kamu percaya sama akukan?.”

Aku terdiam tidak menjawab apapun. Air mataku menjawab pertanyaan Dimas, bahwa Aku benar-benar ‘KECEWA’.

“Kamu taukan kemaren malem itu hari jadian kita.Tepat di tanggal 14 febuari, kemaren malem kita udah satu tahun dan Kamu ngelupain gitu aja!”.

“Aku engga pernah ngelupain tanggal jadian kita tapi?”.

“Tapi apa?  KARENA UDAH PUNYA CEWEK LAEN?!”.

“Dengerin penjelasan Aku dulu” .

“Penjelasan, ‘PERCUMA’ semuanya udah jelas!”.

“Jangan kaya anak kecil gitu donk yank”.

“Anak kecil Kamu bilang?!, “IYA” Aku anak kecil yang selalu ’DIBODOH-BODOHI’, ‘POLOS’ engga tau apa-apa dan ‘ENGGA PERNAH KAMU HARGAI!’”.

“Yaudah – yaudah, Aku salah tapi Kamu jangan teriak teriak disini malu yank”.

“MALU?, Kamu harusnya malu sama kelakuan kamu!. SEKARANG KITA PUTUS!”.

“Kamu engga bisa mutusin Aku gitu aja.”



 “KENAPA!?”.

Karena Aku “CINTA” sama Kamu.

“CINTA?. BULLSHIT!”.

Aku meninggalkan tempat itu, Dimas yang sibuk mengeringkan bekas tumpahan kopi dibajunya terus memanggil namaku.

Aku tahu, mungkin ini keterlaluan mempermalukannya di tempat umum. Namun ini tak sebanding dengan rasa sakit hati yang Aku rasakan .

“Kamu kenapa, Rin?”. Tanya Arta.

“Bawa jauh Aku dari tempat ini”.


#LoveIsBullshit#Part1.


Bila kamu hanya menjadikan suatu hubungan sebagai ‘PERMAINAN’ saja, Kamu salah orang karena hati ini tak diciptakan untuk itu.

-Airin Revita Sari-


Wanita tak bisa mengerti posisiku, Aku pasti ‘MEMILIH’ yang terbaik meskipun Aku menyadari Aku salah menjalani hubungan dengan dua wanita sekaligus.

-Dimas Satya-



TERIMA KASIH sudah menyempatkan waktunya untuk mengunjungi blog saya.
 Dengan adanya cerita ‘LoveIsBullshit’. Saya harap kalian bisa mendapat pelajaran dalam hubungan Airin.

Saya yakin ko, kalian pernah berada diposisi Airin maupun Dimas, bertahan dengan seseorang yang salah, kalau engga berbohong demi ego sendiri.

 Cinta tuh simple engga usah dibawa ribet, cocok jalani engga yaa akhiri. Dan ingat satu lagi orang ketiga itu pasti ‘Hadir’ disaat hubungan mulai retak, mereka ada karena hati yang sejati mulai membuka untuk hati yang baru, banyak faktor, mereka hadir dengan banyak maksud. Tetapi orang ketiga itu bisa saja menjadi yang ‘TERBAIK’ bisa juga menjadi yang ‘TERBURUK’.

Yaa semoga kalian bisa ‘MEMPERTANGGUNG JAWABKAN’ hubungan yang kalian bina selama ini, jangan pada egois yaa, intinya kalau engga ada ‘NIAT’ untuk selingkuh engga bakalan ada meskipun orang ketiga itu terus maksa. Balik lagi ke orangnya yaa.

Untuk kelanjutan ceritanya tungguin aja.

Salam kasih untuk kalian semua.

-Budiman-