Senin, 05 Februari 2018

Patung hidup museum bawah tanah.



Ini pengalaman mistisku ketika berkunjung pada salah satu museum yang berada di Jl.Cilaki Bandung.

Museum ini terkenal dengan sejarahnya yang sangat berpengaruh dalam urusan telekomunikasi, apalagi zaman dulu yang  sulit untuk mengkabari satu sama lain.

Benda, Peralatan Pos, Transportasi pengantar surat kabar dan Perangko tersimpan rapi di museum ini.
Bangunan museum, sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda. Arstistiknya seperti bangunan belanda kuno yang sudah ditinggal ratusan tahun.

Museum pos ini terletak dibawah tanah, tak heran bila kalian mengunjungi, suhu yang dirasakan akan sangat menusuk kulit.

Konon patung manusia yang berada didalam museum ini, bila malam tiba akan bergerak layaknya manusia.





Aku tak percaya dengan rumor yang beredar dan mengacuhkan hal yang tak masuk akal itu. Namun suatu hari, Aku mengalaminya sendiri, bukan patung itu yang bergerak, ada sosok lain yang memang hidup diantara patung-patung itu.



Patung hidup museum bawah tanah.




Akhir-akhir ini cuaca di Bandung tak menentu, Aku dan Asdi berniat untuk hunting photo disalah satu taman yang memang mempunyai spot unik.

Tetapi sepertinya harus kuurungkan niatku ini, karena hujan turun begitu deras.

Akhirnya Asdi memberhentikan motornya disalah satu tempat museum yang tak jauh dari lokasi photo.

Seorang satpam mendekati dan menawarkan kami untuk masuk kedalam museum.

“Ade-ade ini bade kamuseum?, (adik-adik ini mau kemuseum?)”. tanyanya.

“engga pak, kita cuman mau berteduh aja”. Jawabku sambil terseyum.

Aku menolak tawarannya, karena memang kita hanya ingin berteduh saja, tak ada niatan untuk berkunjung.

Selama Aku tinggal di Bandung, Aku belum pernah masuk kedalam museum ini.

Lagian tak ada satupun pengunjung yang-ku lihat.

Aku menanyakan tentang gedung ini.

Dan sampai pada akhirnya obrolan kami masuk ke dalam hal ‘MISTIS’.

Pak Satrio hanya bilang “ADA” tanpa mau menjelaskannya lebih rinci.

“Saya tinggal dulu yaa de”.

Pak Satrio meninggalkan kami, dan kulihat tangannya memegangi pundak, Aku tahu apa yang dirasakan Pak Satrio.

Rumor patung hidup yang sudah lama beredar ini, bukan isapan jempol semata, mungkin yang dimaksud ‘Hidup’ ini bukan patungnya tetapi ada sosok lain yang memang hidup di antara patung-patung itu atau mungkin ‘Mereka’ menghuni patung-patung didalam museum ini, ah sudahlah pikirku itu hal yang tak penting untuk dipikirkan.

Asdi menyuruhku untuk menunggu, setelah dia selesai dari toilet kami langsung pulang ajaknya.
Hujan tak juga reda, memang masih sore namun keadaan digedung  ini bila dilihat lebih dalam sangat menyeramkan, apalagi lorong menuju museum yang terletak dibawah tanah ini, aura yang kurasa memang berbeda mempunyai satu kemisteriusan yang memang sepertinya mempunyai cerita tragis, lagi -lagi pikiranku berpikir negatife tentang gedung ini.

‘Aku merasakan keberadaan mereka’. Iya mereka yang ingin berkenalan.

Lorong masuk museum berada diujung tempatku duduk.

Aku melihat ada seseorang melambaikan tanganya seolah mengajak-ku untuk mengikutinya, Ia adalah seorang wanita paruh baya memakai kebaya bewarna pink bercorak bunga-bunga, sangat anggun, Ia tersenyum padaku.

Tubuhku seperti terhipnotis olehnya, mendadak Aku mendekatinya.

Wanita paruh baya itu terus masuk kedalam lorong yang gelap, Aku mengikuti langkahnya.
Lorong ini begitu gelap tak ada cahaya yang masuk, Aku menuruni anak tangga dan melihat pintu museum terbuka, Tanpa pikir lama Aku memasukinya.







Penglihatanku tak bisa menangkap sosok Wanita paruh baya tadi, Aku mencarinya dan tak kulihat siapapun.

 Aku baru menyadari ternyata sekarang Aku berada didalam museum, “SEORANG DIRI”.

Aku yang panik mencoba untuk tidak berpikir macam-macam.

Pikirku mungkin wanita paruh baya itu seorang  pengunjung.

Aku melihat sekeliling museum lembaran kertas-kertas , surat, mesin cetak zaman dahulu tersimpan rapi meskipun umurnya sudah puluhan tahun.





Ketika Aku akan kembali menuju pintu keluar.

Aku dikagetkan dengan suara jeritan, suara itu berada di ujung lorong museum ini, dekat dengan penyimpanan Arsip.

Aku cepat-cepat menghampiri arah suara itu.

Aku yakin itu suara wanita, mungkin saja pengunjung yang baru saja Aku temui tadi.

Dan ternyata, Astaga!?, Aku melihat ada bagian tubuh manusia, ia itu tangan, tangan yang terputus, apa yg Aku lihat semoga bukan apa yang Aku pikirkan.

“yaa Tuhan!?”. Jeritku.

Ketikaku lihat kembali.

Ternyata itu hanya tangan patung yang lepas, kukira?. kutarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diriku.

Aku berniat untuk mengembalikan tangan patung itu ke posisi semula.

Tetapi ketika Aku akan mengambil tangan patung yang berada dikakiku ini , tangan patung itu “TIDAK ADA”!.

 Aku melihat tangan patung wanita itu sudah terpasang.


Sama sekali Aku tidak mengerti dengan apa yang Aku alami ini, tubuhku gemetar.

Aku mencoba memperhatikan kedua patung itu dengan seksama.

Tiba-tiba ada sosok wajah dibalik patung yang sedang memperhatikanku?!.


Cepat-cepat Aku menjauh dan kembali menuju pintu keluar, namun apa yang Aku alami, pintu ini terkunci rapat!.


Di ujung lorong, Aku melihat sosok wajah yang memperhatikanku itu sekarang berdiri didekat patung, Ia tertunduk, wajahnya tertutupi oleh rambutnya yang panjang dan kusut, pakaian kebaya yang kukenal mengingatkanku pada wanita paruh baya yang Aku cari, namun sekarang pakaian kebayanya itu terlihat kusut, Wanita itu sangat menyeramkan.

Ketika Aku mencoba menghampirinya lagi, ternyata Wanita paruh baya itu sama dengan patung wanita yang berada dipinggirnya, Aku mengurungkan niatku untuk medekatinya.

Ia mengerakan tubuhnya, namun terlihat ‘KAKU’.

Wanita paruh baya itu sekarang tertawa cekikikan, Aku menyadari ‘DIA BUKANLAH MANUSIA’, wanita itu sekarang mencoba mendekatiku.

Air mataku mulai menetes, Aku membaca doa-doa yang kubisa, suara tawa itu terdengar samar namun jelas, Ia sekarang berada dibelakangku tepat di’BELAKANGKU”!. Ia berbicara namun tak kumengerti. Aku menggedor-gedor pintu lebih keras.


Sampai akhirnya, Aku mendengar suara Pak Satrio dan Asdi.

Asdi yang melihatku pucat langsung membawaku keluar museum.

Pak Satrio membawakanku air minum yang telah diberikan Doa.

Ketika mereka menanyakan apa yg terjadi, Aku hanya bisa diam tak mau menjelaskan, kuyakin Asdi dan Pak Satrio mengetahui apa yang baru saja Aku alami,  Aku memang bisa melihat mereka namun kadang Aku tak siap dengan hal yang akan terjadi.

Penghuni disini memang benar adanya. bila kalian ingin mengunjungi museum ini, tolong untuk  tidak berkunjung dalam jumlah ganjil dan pikiran kosong karena penunggu disini akan menampakan dirinya, apalagi si kebaya merah muda, sangat menyukai orang-orang yang sensitife dengan keberadaanya, ia akan senang hati untuk memperkenalkan dirinya.





-Budiman-


Minggu, 29 Oktober 2017

LEUWENG KUNTHI.

Kisah nyata ini dialami oleh saya sendiri dan teman saya,
Terima kasih untuk Niko yang sudah mau meceritakan apa yang terjadi sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, untuk Obi yang menemukan wanita cantik ditengah kegelapan malam (Jodoh ketemu di hutan ya Bi, Pisss), dan Vera yang tak menemukan hal mistis (ini dia paling curang mungkin muka lu lebih horor Ver).

Untuk shinta yang terkena sentilan dari mereka yang ingin berkenalan (lu sih ke hutan pake bulu mata), dan saya sendiri yang hanya menemukan suara dan jeritan (asli horor banget kalau gue inget 'nyesek') dan saya tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih pada Pak Wawan karena beliau yang telah menyelamatkan kami dari gangguan mereka (kalau engga ada beliau mungkin kami sudah menjadi penghuni disana (amit-amit duhh)).

SIAP  BERTEMU DENGAN MEREKA YANG LUCU-LUCU !?. 




LEUWENG KUNTHI.


keadaan leweung kunthi di sore hari.

Kejadian ini sekitar 2 tahun yang lalu, dan membuatku trauma bila mengingatnya.

Sempat aku menyimpanya sendiri, namun aku pikir kalian harus tahu apa yang aku alami. Ketika aku offroad di Sukawana Cikole Lembang.

Kami mempersiapkan diri untuk melakukan offroad, Andre sebagai ketua tim mengingatkan kami untuk semangat melewati medan.

Aku tak yakin bakalan mulus perjalanan ini, apalagi sesudah hujan.

Jalanan akan sangat sulit untuk dilalui.

Aku dan Andre terus beradu agrumen.

Aku bilang pada Andre untuk menunda perjalanan, karena hari sudah mulai gelap.

Andre ‘Kekeuh’ untuk tetap pergi.

“Kitakan sudah jauh-jauh ke tempat ini, masa engga jadi, takut sama apa, Jalanan terjal?”. Katanya sambil membawa Tas.

“Takut sama hantu kali secara Nikokan penakut?!”. Obi menambahkan dengan sewot.

Pak Wawan meredam emosi kami, dan mewanti-wanti untuk tidak sompral, pak Wawan sebagai kuncen disana memberitahu Aturan yang tak boleh dilanggar oleh pengunjung karena memang tempat ini masih memiliki Aura mistis yang kental, banyak kejadian Aneh yang dialami oleh pengunjung, yaa wajar saja dengan banyaknya pepohonan dan tempatnya di tengah hutan akan menjadi tempat berdiam bagi mahluk halus. 

Semoga saja perjalanan kami berjalan  baik.

Akhirnya kami setuju untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Waktu menunjukan jam Magrib.

Kami di bagi menjadi 2 tim.

Andre, Vera dan Obi masuk mobil satu.

Aku, Pak Wawan, Budi dan Shinta masuk mobil dua.

Suhu disini terasa sangat menusuk, maklum saja Bandung memang
terkenal dengan udaranya yang dingin, apalagi sehabis hujan begini.

Apa yang aku bayangkan tentang jalur ini memang benar adanya sangat menantang, jalannan yang kami lalui sangat terjal, licin dan banyaknya kubangan sehingga harus tetap berhati-hati.

Kabut menghalangi penglihatan kami.

Tiba-tiba ketika di tengah perjalanan mobil kami mogok, Kami benar-benar panik.

Semua turun dari mobil, dan ternyata salah satu ban masuk kedalam kubangan air.

Pak Wawan terus mencoba menancap gas, kami membantu mendorong mobil keluar dari kubangan.

Namun Penglihatanku menangkap seseorang berlari diantara pohon pinus itu.

Entah siapa?.

Penglihatanku samar oleh kabut namun aku terus mengikuti pergerakan bayangan itu.

Ketika aku melihat ke belakang jalan, Sosok itu melambaikan tangan.

Aku mencoba mendekat sembari menyorotkan senter, dengan samar aku melihat seseorang wajahnya begitu pucat, kulitnya keriput ia tak memakai baju, kukira itu seorang kakek penduduk setempat.

Aku mencoba mendekati karena ingin memastikan
Ketika aku mendekat beberapa jarak.

Kakek itu berjalan kearahku  tanpa aku melihat pergerakkan kaki.

Dia “MELAYANG”.

Dia “BUKAN MANUSIA”.

Kakek itu tak mempunyai mata, Kakek itu menyeringai tertawa sambil mengeluarkan darah.

Aku hanya bisa berdoa didalam hati.

Sosok itu terus 'MENDEKAT', tubuhku tak bisa-kugerakan sedikitpun, ia tertawa.

Aku dikagetkan oleh suara mobil dan teriakkan itu suara pak Wawan yang memanggil namaku.

Namun badanku lemas, telingaku berdengung, sosok kakek itu sekarang berbicara, aku tak mengerti apa yang ia bicarakan, penglihatanku lambat laun menjadi gelap.


“TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi”


“Mobil Pak Wawan kemana yaa ndree?, kok engga ada di belakang” Vera menanyakan.

Mobil seketika berhenti, “yaudah coba cek”. Kata Andre sembari melihat keadaan sekitar.

“Yaudah aku turun”.

“Ver-ver bahaya ver tempat kaya gini biasanya banyak setannya” sambil menyorotkan senter kewajahnya Vera.

“iya kamu setannya, Obi!” Vera menjawab lantang.

Keadaan tidak menghentikan niat Vera untuk mencari teman-temannya, karena ia pikir keselamatan bersama lebih penting dibandingkan ketakutan akan hal mistis apalagi vera yang tak pernah percaya akan adanya “HANTU”.

Vera menyorotkan senternya namun cahaya dari senternya itu tak membantu, karena kabut yang tebal membuat keadaan semakin gelap.

Suara gemuruh petir sesekali terdengar itu pertanda hujan akan segera turun.

“Nih kenapa lagi Mobil, malah mati segala”. Andre terus menghidupkan mobil.

“Si Vera lama banget lagi, Bi turun Bi coba cari”. cemas Andre.

“Vera!!!!” teriak Obi.

Obi melihat seseorang wanita berdiri di tengah jalan, ia segera mendekatinya.

“Vera” panggilnya.

“Mending sekarang kita balik mobil”.

Vera tak menjawab.


“Balik maraneh tonk ngaganggu ieu imah aing, indit tidieu mun embung cilaka”.

(Pulang kalian semua jangan mengganggu ini rumah saya, pergi dari sini bila tidak mau celaka).

“Vera kamu ngomong apaan sih, ko suaramu jadi beda?”.

Angin semakin kencang, rintik hujan mulai turun, Obi yang masih bingung dengan apa yang dikatakan Vera mencoba mengajak Vera kembali kedalam mobil.

“lama banget dari mana dulu neng, udah ketemu mobilnya Ver?”.

“engga ada kemana ya, Obi mana?”. Tanya Vera.

“nyariin kamu tadi” jawab Andre.

“yah tuh anak yaa ngerjain mulu, OBII!!” teriak Vera.
suara teriakan itu terdengar jelas dalam kegelapan hutan seolah menjadi penerang bagi mereka yang tersesat.

“yaudah pokoknya terserah kamu ngomong apa yang pasti kita balik mobil sekarang!”.

“INDIT!”.
(PERGI).

Ia menggeram, dan tertawa , tubuhnya melenggak lenggok,
Tangan lentiknya terus bergerak, Vera menari Jaipong.
“OBI!!!!” menoleh kearah suara yang memanggil namanya, dan obi baru menyadari itu suara “VERA” bearti perempuan yang berada di depannya itu ‘SIAPA’?.

Ketika obi memalingkan wajahnya kembali pada perempuan itu, Sosok itu tidak ada.

Namun suaranya masih terdengar.

Ketika mencari, dan ternyata sosok itu berada di pohon pinus tertawa cekikikan, ia berambut panjang sosok itu biasa masyarakat menyebutnya “KUNTILANAK”.

Dan sosok itu tidak satu namun ada banyak.

Wajahnya putih pucat tak ada satupun terlihat urat nadi, matanya melotot bewarna merah seakan penuh dendam, ia terus melihat, kukunya yang panjang memberikan isyarat bila terus di tempat ini kami akan “MATI”.

“ndree cepet kita pergi dari tempat ini”. Kata Obi dengan wajah pucat.

Merekapun pergi meninggalkan leweung kunthi.

Sesampainya di tempat peristirahatan aku menceritakan kejadian mistis di leuweung kunthi kepada mereka.

Ternyata Andrepun mengalami hal ganjil.

Ketika ia mengendarai mobil di jok paling belakang ada sosok penunggu yang ikut.

Begitupun dengan cerita Obi yang menemukan sosok penunggu leweung kunthi (Kuntilanak)
Pak Wawanpun membenarkan kejadian mistis di leuweung kunthi.

Ketika aku pingsan tadi pak Wawan bilang pada si penunggu untuk tidak mengganggu.

teman-temanku yang lainnya juga tak lepas dari gangguan, ada yang di sentuh, mendengar suara, jeritan ada juga yang disentil.

Namun anehnya hanya Vera yang tak mengalami hal mistis. Entah kenapa?!. Sampai saat ini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Kami tidak akan melupakan kejadian mistis di leuweung kunthi ini.

Bila kalian datang ketempat ini untuk offroad atau berkemah aku hanya mengingatkan pada kalian untuk tidak berbicara sompral, karena mereka mendengar apa yang kita bicarakan.

Penulis: Budiman

















Sabtu, 18 Februari 2017

LOVE IS BULLSHIT!.




Cerpen ini lahir ketika “EGO” mencoba membohongi “PERASAAN”.

-BUDIMAN-.



Kalian pasti pernah ‘Bertahan’ dengan seseorang yang ‘Salah’, kalian tahu itu akan menyakitkan, namun apalah semua usaha untuk ‘Melupakan, karena semua-kan ‘Percuma’.


 ‘Hati’ telah mengalahkan ‘Logika’.


Beribu kali dibohongi, beribu kali bertahan, beribu kali mendengar alasan yang sama!.

Ingin rasanya Aku pergi dan melupakan semuanya, namun sepertinya mustahil bagiku untuk melupakan kenangan bersamanya, Mungkin karena kenangan yang diberikan terlalu ‘Indah’.


 Lagi dan lagi, Aku harus bilang “CINTA ITU HANYA OMONG KOSONG”.







            Ini adalah tempat dimana Aku menjalin sebuah hubungan, tempat ini sangat istimewa bagiku, yaaa, Dimana Dia menyatakan isi hatinya.

Waktu itu, Aku sangat heran kenapa Dia bisa menyukai cewek cuek yang engga pernah mikirin cinta.
 Pikirku cinta itu hanya buat seseorang ‘Terluka’ saja, karena sebelumnya Akupun pernah gagal menjalin sebuah hubungan, mungkin itu asalan utamaku untuk  memilih tidak pacaran.

Namun Dia terus meyakinkan sampai akhirnya kita “PACARAN”.

Aku mengenal Dia dari jaman SMA. Dulu Aku mengenal Dia memang seorang playboy, temanku juga banyak yang jadi korban kegombalannya.

Aku tak peduli, malahan Aku pernah mencibirnya, ketika Aku mendengar tingkahnya yang “Sok kegantengan”.

Ketika Aku memasuki perkulihan, Aku bertemu kembali dan satu jurusan denganya.

Entah kenapa Aku sangat tidak mau kehilangannya, meskipun Aku tahu dia bukan cowok baik yang harus Aku pertahankan, Aku rasa ada benarnya kata orang cinta itu buta.

Sempat waktu itu, Aku melihat orang yang Aku sayangi jalan bersama perempuan lain, Kamu tahu rasanya hati ini benar-benar ‘HANCUR’.

 Ia menjelaskan perempuan yang berjalan bersamanaya itu tidak ada hubungan apa-apa, dan untuk kesekian kalinya, AKU PERCAYA, BODOH MEMANG!.

Hari ini, Aku benar-benar sudah lelah dan ingin mengakhiri hubunganku, bukan tanpa alasan, karena Aku tahu ternyata feelingku selama ini benar, mereka mempunyai hubungan. Dan sekarang Aku punya bukti kuat.

Kamu pernah berharap dengan seseorang dan harapan itu hanyalah sebuah harapan semu yang tak bisa jadi kenyataan!.

Kamu pernah mencoba untuk menjadi yang terbaik, namun pasanganmu tak pernah menjadikan dirimu yang terbaik!.

Kamu pernah memperjuangkan seseorang namun seseorang yang memeperjuangkanmu itu tak pernah memperjuangankan balik!.

Apa yang Kamu rasakan, ketika berada di posisi ini?.

Sakitkah?, Marahkah? atau Kecewakah?.

3 kata itu yang Aku rasakan saat ini.



Menunggu adalah sesuatu yang membosankan sama halnya ketika Kamu menunggu seseorang yang tak pasti dalam hidupmu.

Aku harap pertemuanku hari ini bisa membuatku lebih kuat melepas seseorang, dan untuk terakhir kalinya Aku benar-benar pergi meskipun hati ini tak bisa berbohong, ‘AKU MASIH MENCINTAINYA’.

Tapi bila melihat kembali chat-tanku malam itu , rasanya Aku ingin sekali mengembalikkan semua rasa sakit-ku padanya, Aku mau Dia merasakan apa yang Aku rasakan saat ini.

 Aku mencoba kembali menghubungi Dimas.

“Kamu dimana, Aku udah 1 jam nungguin Kamu dan kenapa telepone baru aktif?!”.

“Aku dijalan, mobilku mogok”.

“Mogok alasan lama, Kamu lagi sama cewekkan!”.

“Cewek-cewek apasih, Kamu tuh ngomong apa?, Aku engga ngerti?”.

“Udahlah TERSERAH, urus aja cewek baru kamu, engga usah banyak alesan ini itu!”.

Selalu dengan alasan yang engga jelas 3 hari kemaren mobilnya baru aja di service masa udah mogok lagi?. banyak ‘Alasan’!. Omelku dalam hati.

Telepone kumatikan.

Emosiku mengendalikan pikiranku, Aku tak bisa berpikir baik tentang dirinya sedikitpun.



***




Dalam lamunan, Aku melihat seorang wanita terdiam di ujung bukit, wanita itu sangat cantik Ia memakai baju bewarna pink sepertinya Ia sedang jatuh cinta, matanya berbinar menunjukan kekaguman dengan apa yang Ia liat dari atas sana, sesekali angin malam meniup gaunnya yang tipis namun elegant, terlihat raut wajahnya mengharapkan sesuatu yang baik terjadi padanya.

 Malam itu Ia menikmati pemandangan indah di kota Bandung, cahaya lampu dari gedung kota, ibarat bayangan bintang yang bertaburan di lautan.

 Udara dingin bukit ini menjadi hangat, ketika tangan itu menyentuhnya dengan penuh kasih, senyuman indah dari seseorang yang Tuhan ciptakan untuk melindungi seorang wanita memberikan ketenangan hati, Dia terus menatapnya sampai akhirnya, Ia menyadari bahwa hidup ini tak bisa Ia jalani sendiri, Ia membutuhkan ‘PENDAMPING HIDUP’ .

 Tiba-tiba ketika Aku melihat wajahnya ternyata itu Arta bukan Dimas.

“ARTA”,  Aku langsung teringat padanya.

Aku terkejut “ko Arta yaa? Perasaan malam itu Aku sama Dimas?!, duh Airin jangan ngelamun deh Rin, kebiasaan Kamu nih kalau banyak pikiran”.

Aku mengambil handphone . mencari kontak Arta.      

“Arta, Arta, Arta, oh iya ini”. Aku mencoba menghubungi Arta teman cowok satu-satunya yang selalu mengerti Aku disaat senang maupun susah.

 Arta adalah orang yang tahu semua cerita hubunganku bersama Dimas, ‘Senengnya’, ‘Galaunya’ semuanya.

Dan kebetulan Arta rumahnya tidak jauh dari café ini.
“Arta kamu dimana?”.

“Aku lagi nongkrong nih sama temen, kenapa Rin”.

“Bisa jemput Aku engga di café biasa”.

Arta meng’iya’kan ajakanku, Arta bertanya alasanku  berada dicafe itu untuk apa, Aku menjawab ingin mengeluarkan ‘uneg-uneg’ dan Aku ingin memutuskan hubunganku dengan Dimas.

“Yaudah kamu tunggu, Aku kesitu sekarang”.

Aku ingin sekali mencurahkan kepada Arta apa yang Aku rasakan saat ini, hanya Dia yang mengerti bila urusan cinta!.
 

Tiba-tiba Aku dikejutkan dengan tangan yang memelukku dari belakang, Aku mencoba menebak. Apakah Arta temanku yang baru saja Aku hubungi.

“Arta, Arta buka ih Aku engga bisa liat”.

Ternyata itu bukan Arta tetapi ‘DIMAS’.

“ARTA?!, Kamu lagi janjian ama Arta?”.

“Iya kenapa, Aku nungguin Arta untuk jemput !”.

Senyuman itu membuatku ingin menarik kembali niatku memutuskan Dimas.

“Katanya ngga akan dateng dengan alasan mobil mogoklah apalah”. Kesalku.

“Yaa pasti datenglah, Aku cuman mau buat kejutan aja sama ayank emang engga boleh, mana tega Aku ninggalin ayank sendiri disini, Akukan sayang banget sama ayank, udah yaa jangan marah-marah maafin kalau Aku lama tadi macet di jalan”.

‘Jangan sampai luluh lagi jangan sampai luluh lagi’. Kataku dalam hati.

“Oke, Aku mau kamu jelasin?!”.

“Ini coffeelatte-kan, buat Aku yaa yank, dari tadi di jalan Aku belum minum loh, haus”.


Memang coffeelatte adalah minuman kesukaannya. Dimas bukan typikal orang yang menyukai minuman berkafein,  pikirnya semua kopi itu pahit dan tak enak, namun ketika Aku memperkenalkan bahwa ada kopi yang enak, Ia mencobanya dan ketagihan.

“Jangan mengalihkan pembicaraan!. Kamu kemaren malem kemana, sama siapa dan kenapa hp Kamu ngga aktif?”.

“Aku dirumah, ketiduran hp Aku juga mati lupa engga di cash “.

“Hp juga bisa lupa di cash apalagi tanggal jadian kita!”.

“Aku engga lupa?!”.

“Udah cukup!, kemaren malem Kamu kemana, jujur aja”.

“Aku ketiduran kemaren malem”.

“Ini apa?!”. Aku memperlihatkan chat-tanku bersama wanita itu.



Dimas terbata-bata dia mencoba berulangkali mengelak namun kali ini tak bisa.

Dimas dengan tenangnya menjawab.

“Ia itu pas acara Harun ulang tahun dan itu photo udah lama yank”.

“Udah lama?, dan Aku ngga pernah tau sama acara temen Kamu itu, Kamu tau Aku dapet photo ini kemaren malem, Aku yang bodoh atau Kamu yang engga pinter boong!”.

Dimas terus meyakinkanku Dia tak punya hubungan degan wanita itu.

“Kamu percaya sama akukan?.”

Aku terdiam tidak menjawab apapun. Air mataku menjawab pertanyaan Dimas, bahwa Aku benar-benar ‘KECEWA’.

“Kamu taukan kemaren malem itu hari jadian kita.Tepat di tanggal 14 febuari, kemaren malem kita udah satu tahun dan Kamu ngelupain gitu aja!”.

“Aku engga pernah ngelupain tanggal jadian kita tapi?”.

“Tapi apa?  KARENA UDAH PUNYA CEWEK LAEN?!”.

“Dengerin penjelasan Aku dulu” .

“Penjelasan, ‘PERCUMA’ semuanya udah jelas!”.

“Jangan kaya anak kecil gitu donk yank”.

“Anak kecil Kamu bilang?!, “IYA” Aku anak kecil yang selalu ’DIBODOH-BODOHI’, ‘POLOS’ engga tau apa-apa dan ‘ENGGA PERNAH KAMU HARGAI!’”.

“Yaudah – yaudah, Aku salah tapi Kamu jangan teriak teriak disini malu yank”.

“MALU?, Kamu harusnya malu sama kelakuan kamu!. SEKARANG KITA PUTUS!”.

“Kamu engga bisa mutusin Aku gitu aja.”



 “KENAPA!?”.

Karena Aku “CINTA” sama Kamu.

“CINTA?. BULLSHIT!”.

Aku meninggalkan tempat itu, Dimas yang sibuk mengeringkan bekas tumpahan kopi dibajunya terus memanggil namaku.

Aku tahu, mungkin ini keterlaluan mempermalukannya di tempat umum. Namun ini tak sebanding dengan rasa sakit hati yang Aku rasakan .

“Kamu kenapa, Rin?”. Tanya Arta.

“Bawa jauh Aku dari tempat ini”.


#LoveIsBullshit#Part1.


Bila kamu hanya menjadikan suatu hubungan sebagai ‘PERMAINAN’ saja, Kamu salah orang karena hati ini tak diciptakan untuk itu.

-Airin Revita Sari-


Wanita tak bisa mengerti posisiku, Aku pasti ‘MEMILIH’ yang terbaik meskipun Aku menyadari Aku salah menjalani hubungan dengan dua wanita sekaligus.

-Dimas Satya-



TERIMA KASIH sudah menyempatkan waktunya untuk mengunjungi blog saya.
 Dengan adanya cerita ‘LoveIsBullshit’. Saya harap kalian bisa mendapat pelajaran dalam hubungan Airin.

Saya yakin ko, kalian pernah berada diposisi Airin maupun Dimas, bertahan dengan seseorang yang salah, kalau engga berbohong demi ego sendiri.

 Cinta tuh simple engga usah dibawa ribet, cocok jalani engga yaa akhiri. Dan ingat satu lagi orang ketiga itu pasti ‘Hadir’ disaat hubungan mulai retak, mereka ada karena hati yang sejati mulai membuka untuk hati yang baru, banyak faktor, mereka hadir dengan banyak maksud. Tetapi orang ketiga itu bisa saja menjadi yang ‘TERBAIK’ bisa juga menjadi yang ‘TERBURUK’.

Yaa semoga kalian bisa ‘MEMPERTANGGUNG JAWABKAN’ hubungan yang kalian bina selama ini, jangan pada egois yaa, intinya kalau engga ada ‘NIAT’ untuk selingkuh engga bakalan ada meskipun orang ketiga itu terus maksa. Balik lagi ke orangnya yaa.

Untuk kelanjutan ceritanya tungguin aja.

Salam kasih untuk kalian semua.

-Budiman-