Kisah nyata ini dialami oleh saya sendiri dan teman saya,
Terima kasih untuk Niko yang sudah mau meceritakan apa yang terjadi sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, untuk Obi yang menemukan wanita cantik ditengah kegelapan malam (Jodoh ketemu di hutan ya Bi, Pisss), dan Vera yang tak menemukan hal mistis (ini dia paling curang mungkin muka lu lebih horor Ver).
Untuk shinta yang terkena sentilan dari mereka yang ingin berkenalan (lu sih ke hutan pake bulu mata), dan saya sendiri yang hanya menemukan suara dan jeritan (asli horor banget kalau gue inget 'nyesek') dan saya tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih pada Pak Wawan karena beliau yang telah menyelamatkan kami dari gangguan mereka (kalau engga ada beliau mungkin kami sudah menjadi penghuni disana (amit-amit duhh)).
SIAP BERTEMU DENGAN MEREKA YANG LUCU-LUCU !?.
SIAP BERTEMU DENGAN MEREKA YANG LUCU-LUCU !?.
LEUWENG KUNTHI.
![]() |
keadaan leweung kunthi di sore hari. |
Kejadian ini sekitar 2 tahun yang lalu, dan membuatku trauma bila mengingatnya.
Sempat
aku menyimpanya sendiri, namun aku pikir kalian harus tahu apa yang aku alami.
Ketika aku offroad di Sukawana Cikole Lembang.
Kami
mempersiapkan diri untuk melakukan offroad, Andre sebagai ketua tim
mengingatkan kami untuk semangat melewati medan.
Aku
tak yakin bakalan mulus perjalanan ini, apalagi sesudah hujan.
Jalanan
akan sangat sulit untuk dilalui.
Aku
dan Andre terus beradu agrumen.
Aku
bilang pada Andre untuk menunda perjalanan, karena hari sudah mulai gelap.
Andre
‘Kekeuh’ untuk tetap pergi.
“Kitakan
sudah jauh-jauh ke tempat ini, masa engga jadi, takut sama apa, Jalanan terjal?”.
Katanya sambil membawa Tas.
“Takut
sama hantu kali secara Nikokan penakut?!”. Obi menambahkan dengan sewot.
Pak
Wawan meredam emosi kami, dan mewanti-wanti untuk tidak sompral, pak Wawan
sebagai kuncen disana memberitahu Aturan yang tak boleh dilanggar oleh
pengunjung karena memang tempat ini masih memiliki Aura mistis yang kental,
banyak kejadian Aneh yang dialami oleh pengunjung, yaa wajar saja dengan banyaknya
pepohonan dan tempatnya di tengah hutan akan menjadi tempat berdiam bagi mahluk
halus.
Semoga saja perjalanan kami
berjalan baik.
Akhirnya
kami setuju untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Waktu
menunjukan jam Magrib.
Kami
di bagi menjadi 2 tim.
Andre,
Vera dan Obi masuk mobil satu.
Aku,
Pak Wawan, Budi dan Shinta masuk mobil dua.
Suhu
disini terasa sangat menusuk, maklum saja Bandung memang
terkenal
dengan udaranya yang dingin, apalagi sehabis hujan begini.
Apa
yang aku bayangkan tentang jalur ini memang benar adanya sangat menantang,
jalannan yang kami lalui sangat terjal, licin dan banyaknya kubangan sehingga
harus tetap berhati-hati.
Kabut
menghalangi penglihatan kami.
Tiba-tiba
ketika di tengah perjalanan mobil kami mogok, Kami benar-benar panik.
Semua
turun dari mobil, dan ternyata salah satu ban masuk kedalam kubangan air.
Pak
Wawan terus mencoba menancap gas, kami membantu mendorong mobil keluar dari
kubangan.
Namun
Penglihatanku menangkap seseorang berlari diantara pohon pinus itu.
Entah
siapa?.
Penglihatanku
samar oleh kabut namun aku terus mengikuti pergerakan bayangan itu.
Ketika
aku melihat ke belakang jalan, Sosok
itu melambaikan tangan.
Aku
mencoba mendekat sembari menyorotkan senter, dengan samar aku melihat seseorang
wajahnya begitu pucat, kulitnya keriput ia tak memakai baju, kukira itu seorang
kakek penduduk setempat.
Aku
mencoba mendekati karena ingin memastikan
Ketika
aku mendekat beberapa jarak.
Kakek
itu berjalan kearahku tanpa aku melihat
pergerakkan kaki.
Dia
“MELAYANG”.
Dia
“BUKAN MANUSIA”.
Kakek
itu tak mempunyai mata, Kakek itu menyeringai tertawa sambil mengeluarkan
darah.
Aku
hanya bisa berdoa didalam hati.
Sosok
itu terus 'MENDEKAT', tubuhku tak bisa-kugerakan sedikitpun, ia tertawa.
Aku
dikagetkan oleh suara mobil dan teriakkan itu suara pak Wawan yang memanggil
namaku.
Namun
badanku lemas, telingaku berdengung, sosok kakek itu sekarang berbicara, aku
tak mengerti apa yang ia bicarakan, penglihatanku lambat laun menjadi gelap.
“TulunganAbi”
“TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi”
“Mobil
Pak Wawan kemana yaa ndree?, kok engga ada di belakang” Vera menanyakan.
Mobil
seketika berhenti, “yaudah coba cek”. Kata Andre sembari melihat keadaan
sekitar.
“Yaudah
aku turun”.
“Ver-ver
bahaya ver tempat kaya gini biasanya banyak setannya” sambil menyorotkan senter
kewajahnya Vera.
“iya
kamu setannya, Obi!” Vera menjawab lantang.
Keadaan
tidak menghentikan niat Vera untuk mencari teman-temannya, karena ia pikir
keselamatan bersama lebih penting dibandingkan ketakutan akan hal mistis
apalagi vera yang tak pernah percaya akan adanya “HANTU”.
Vera
menyorotkan senternya namun cahaya dari senternya itu tak membantu, karena
kabut yang tebal membuat keadaan semakin gelap.
Suara
gemuruh petir sesekali terdengar itu pertanda hujan akan segera turun.
“Nih
kenapa lagi Mobil, malah mati segala”. Andre terus menghidupkan mobil.
“Si
Vera lama banget lagi, Bi turun Bi coba cari”. cemas Andre.
“Vera!!!!”
teriak Obi.
Obi
melihat seseorang wanita berdiri di tengah jalan, ia segera mendekatinya.
“Vera”
panggilnya.
“Mending
sekarang kita balik mobil”.
Vera
tak menjawab.
“Balik
maraneh tonk ngaganggu ieu imah aing, indit tidieu mun embung cilaka”.
(Pulang
kalian semua jangan mengganggu ini rumah saya, pergi dari sini bila tidak mau
celaka).
“Vera
kamu ngomong apaan sih, ko suaramu jadi beda?”.
Angin
semakin kencang, rintik hujan mulai turun, Obi yang masih bingung dengan apa
yang dikatakan Vera mencoba mengajak Vera kembali kedalam mobil.
“lama
banget dari mana dulu neng, udah ketemu mobilnya Ver?”.
“engga
ada kemana ya, Obi mana?”. Tanya Vera.
“nyariin
kamu tadi” jawab Andre.
“yah
tuh anak yaa ngerjain mulu, OBII!!” teriak Vera.
suara
teriakan itu terdengar jelas dalam kegelapan hutan seolah menjadi penerang bagi
mereka yang tersesat.
“yaudah
pokoknya terserah kamu ngomong apa yang pasti kita balik mobil sekarang!”.
“INDIT!”.
(PERGI).
Ia
menggeram, dan tertawa , tubuhnya melenggak lenggok,
Tangan
lentiknya terus bergerak, Vera menari Jaipong.
“OBI!!!!”
menoleh kearah suara yang memanggil namanya, dan obi baru menyadari itu suara
“VERA” bearti perempuan yang berada di depannya itu ‘SIAPA’?.
Ketika
obi memalingkan wajahnya kembali pada perempuan itu, Sosok itu tidak ada.
Namun
suaranya masih terdengar.
Ketika
mencari, dan ternyata sosok itu berada di pohon pinus tertawa cekikikan, ia
berambut panjang sosok itu biasa masyarakat menyebutnya “KUNTILANAK”.
Dan
sosok itu tidak satu namun ada banyak.
Wajahnya
putih pucat tak ada satupun terlihat urat nadi, matanya melotot bewarna merah
seakan penuh dendam, ia terus melihat, kukunya yang panjang memberikan isyarat
bila terus di tempat ini kami akan “MATI”.
“ndree
cepet kita pergi dari tempat ini”. Kata Obi dengan wajah pucat.
Merekapun
pergi meninggalkan leweung kunthi.
Sesampainya
di tempat peristirahatan aku menceritakan kejadian mistis di leuweung kunthi
kepada mereka.
Ternyata
Andrepun mengalami hal ganjil.
Ketika
ia mengendarai mobil di jok paling belakang ada sosok penunggu yang ikut.
Begitupun
dengan cerita Obi yang menemukan sosok penunggu leweung kunthi (Kuntilanak)
Pak
Wawanpun membenarkan kejadian mistis di leuweung kunthi.
Ketika
aku pingsan tadi pak Wawan bilang pada si penunggu untuk tidak mengganggu.
teman-temanku
yang lainnya juga tak lepas dari gangguan, ada yang di sentuh, mendengar suara,
jeritan ada juga yang disentil.
Namun
anehnya hanya Vera yang tak mengalami hal mistis. Entah kenapa?!. Sampai saat
ini menjadi sebuah pertanyaan besar.
Kami
tidak akan melupakan kejadian mistis di leuweung kunthi ini.
Bila
kalian datang ketempat ini untuk offroad atau berkemah aku hanya mengingatkan pada
kalian untuk tidak berbicara sompral, karena mereka mendengar apa yang kita
bicarakan.
Penulis:
Budiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar