Minggu, 29 Oktober 2017

LEUWENG KUNTHI.

Kisah nyata ini dialami oleh saya sendiri dan teman saya,
Terima kasih untuk Niko yang sudah mau meceritakan apa yang terjadi sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, untuk Obi yang menemukan wanita cantik ditengah kegelapan malam (Jodoh ketemu di hutan ya Bi, Pisss), dan Vera yang tak menemukan hal mistis (ini dia paling curang mungkin muka lu lebih horor Ver).

Untuk shinta yang terkena sentilan dari mereka yang ingin berkenalan (lu sih ke hutan pake bulu mata), dan saya sendiri yang hanya menemukan suara dan jeritan (asli horor banget kalau gue inget 'nyesek') dan saya tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih pada Pak Wawan karena beliau yang telah menyelamatkan kami dari gangguan mereka (kalau engga ada beliau mungkin kami sudah menjadi penghuni disana (amit-amit duhh)).

SIAP  BERTEMU DENGAN MEREKA YANG LUCU-LUCU !?. 




LEUWENG KUNTHI.


keadaan leweung kunthi di sore hari.

Kejadian ini sekitar 2 tahun yang lalu, dan membuatku trauma bila mengingatnya.

Sempat aku menyimpanya sendiri, namun aku pikir kalian harus tahu apa yang aku alami. Ketika aku offroad di Sukawana Cikole Lembang.

Kami mempersiapkan diri untuk melakukan offroad, Andre sebagai ketua tim mengingatkan kami untuk semangat melewati medan.

Aku tak yakin bakalan mulus perjalanan ini, apalagi sesudah hujan.

Jalanan akan sangat sulit untuk dilalui.

Aku dan Andre terus beradu agrumen.

Aku bilang pada Andre untuk menunda perjalanan, karena hari sudah mulai gelap.

Andre ‘Kekeuh’ untuk tetap pergi.

“Kitakan sudah jauh-jauh ke tempat ini, masa engga jadi, takut sama apa, Jalanan terjal?”. Katanya sambil membawa Tas.

“Takut sama hantu kali secara Nikokan penakut?!”. Obi menambahkan dengan sewot.

Pak Wawan meredam emosi kami, dan mewanti-wanti untuk tidak sompral, pak Wawan sebagai kuncen disana memberitahu Aturan yang tak boleh dilanggar oleh pengunjung karena memang tempat ini masih memiliki Aura mistis yang kental, banyak kejadian Aneh yang dialami oleh pengunjung, yaa wajar saja dengan banyaknya pepohonan dan tempatnya di tengah hutan akan menjadi tempat berdiam bagi mahluk halus. 

Semoga saja perjalanan kami berjalan  baik.

Akhirnya kami setuju untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Waktu menunjukan jam Magrib.

Kami di bagi menjadi 2 tim.

Andre, Vera dan Obi masuk mobil satu.

Aku, Pak Wawan, Budi dan Shinta masuk mobil dua.

Suhu disini terasa sangat menusuk, maklum saja Bandung memang
terkenal dengan udaranya yang dingin, apalagi sehabis hujan begini.

Apa yang aku bayangkan tentang jalur ini memang benar adanya sangat menantang, jalannan yang kami lalui sangat terjal, licin dan banyaknya kubangan sehingga harus tetap berhati-hati.

Kabut menghalangi penglihatan kami.

Tiba-tiba ketika di tengah perjalanan mobil kami mogok, Kami benar-benar panik.

Semua turun dari mobil, dan ternyata salah satu ban masuk kedalam kubangan air.

Pak Wawan terus mencoba menancap gas, kami membantu mendorong mobil keluar dari kubangan.

Namun Penglihatanku menangkap seseorang berlari diantara pohon pinus itu.

Entah siapa?.

Penglihatanku samar oleh kabut namun aku terus mengikuti pergerakan bayangan itu.

Ketika aku melihat ke belakang jalan, Sosok itu melambaikan tangan.

Aku mencoba mendekat sembari menyorotkan senter, dengan samar aku melihat seseorang wajahnya begitu pucat, kulitnya keriput ia tak memakai baju, kukira itu seorang kakek penduduk setempat.

Aku mencoba mendekati karena ingin memastikan
Ketika aku mendekat beberapa jarak.

Kakek itu berjalan kearahku  tanpa aku melihat pergerakkan kaki.

Dia “MELAYANG”.

Dia “BUKAN MANUSIA”.

Kakek itu tak mempunyai mata, Kakek itu menyeringai tertawa sambil mengeluarkan darah.

Aku hanya bisa berdoa didalam hati.

Sosok itu terus 'MENDEKAT', tubuhku tak bisa-kugerakan sedikitpun, ia tertawa.

Aku dikagetkan oleh suara mobil dan teriakkan itu suara pak Wawan yang memanggil namaku.

Namun badanku lemas, telingaku berdengung, sosok kakek itu sekarang berbicara, aku tak mengerti apa yang ia bicarakan, penglihatanku lambat laun menjadi gelap.


“TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi” “TulunganAbi”


“Mobil Pak Wawan kemana yaa ndree?, kok engga ada di belakang” Vera menanyakan.

Mobil seketika berhenti, “yaudah coba cek”. Kata Andre sembari melihat keadaan sekitar.

“Yaudah aku turun”.

“Ver-ver bahaya ver tempat kaya gini biasanya banyak setannya” sambil menyorotkan senter kewajahnya Vera.

“iya kamu setannya, Obi!” Vera menjawab lantang.

Keadaan tidak menghentikan niat Vera untuk mencari teman-temannya, karena ia pikir keselamatan bersama lebih penting dibandingkan ketakutan akan hal mistis apalagi vera yang tak pernah percaya akan adanya “HANTU”.

Vera menyorotkan senternya namun cahaya dari senternya itu tak membantu, karena kabut yang tebal membuat keadaan semakin gelap.

Suara gemuruh petir sesekali terdengar itu pertanda hujan akan segera turun.

“Nih kenapa lagi Mobil, malah mati segala”. Andre terus menghidupkan mobil.

“Si Vera lama banget lagi, Bi turun Bi coba cari”. cemas Andre.

“Vera!!!!” teriak Obi.

Obi melihat seseorang wanita berdiri di tengah jalan, ia segera mendekatinya.

“Vera” panggilnya.

“Mending sekarang kita balik mobil”.

Vera tak menjawab.


“Balik maraneh tonk ngaganggu ieu imah aing, indit tidieu mun embung cilaka”.

(Pulang kalian semua jangan mengganggu ini rumah saya, pergi dari sini bila tidak mau celaka).

“Vera kamu ngomong apaan sih, ko suaramu jadi beda?”.

Angin semakin kencang, rintik hujan mulai turun, Obi yang masih bingung dengan apa yang dikatakan Vera mencoba mengajak Vera kembali kedalam mobil.

“lama banget dari mana dulu neng, udah ketemu mobilnya Ver?”.

“engga ada kemana ya, Obi mana?”. Tanya Vera.

“nyariin kamu tadi” jawab Andre.

“yah tuh anak yaa ngerjain mulu, OBII!!” teriak Vera.
suara teriakan itu terdengar jelas dalam kegelapan hutan seolah menjadi penerang bagi mereka yang tersesat.

“yaudah pokoknya terserah kamu ngomong apa yang pasti kita balik mobil sekarang!”.

“INDIT!”.
(PERGI).

Ia menggeram, dan tertawa , tubuhnya melenggak lenggok,
Tangan lentiknya terus bergerak, Vera menari Jaipong.
“OBI!!!!” menoleh kearah suara yang memanggil namanya, dan obi baru menyadari itu suara “VERA” bearti perempuan yang berada di depannya itu ‘SIAPA’?.

Ketika obi memalingkan wajahnya kembali pada perempuan itu, Sosok itu tidak ada.

Namun suaranya masih terdengar.

Ketika mencari, dan ternyata sosok itu berada di pohon pinus tertawa cekikikan, ia berambut panjang sosok itu biasa masyarakat menyebutnya “KUNTILANAK”.

Dan sosok itu tidak satu namun ada banyak.

Wajahnya putih pucat tak ada satupun terlihat urat nadi, matanya melotot bewarna merah seakan penuh dendam, ia terus melihat, kukunya yang panjang memberikan isyarat bila terus di tempat ini kami akan “MATI”.

“ndree cepet kita pergi dari tempat ini”. Kata Obi dengan wajah pucat.

Merekapun pergi meninggalkan leweung kunthi.

Sesampainya di tempat peristirahatan aku menceritakan kejadian mistis di leuweung kunthi kepada mereka.

Ternyata Andrepun mengalami hal ganjil.

Ketika ia mengendarai mobil di jok paling belakang ada sosok penunggu yang ikut.

Begitupun dengan cerita Obi yang menemukan sosok penunggu leweung kunthi (Kuntilanak)
Pak Wawanpun membenarkan kejadian mistis di leuweung kunthi.

Ketika aku pingsan tadi pak Wawan bilang pada si penunggu untuk tidak mengganggu.

teman-temanku yang lainnya juga tak lepas dari gangguan, ada yang di sentuh, mendengar suara, jeritan ada juga yang disentil.

Namun anehnya hanya Vera yang tak mengalami hal mistis. Entah kenapa?!. Sampai saat ini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Kami tidak akan melupakan kejadian mistis di leuweung kunthi ini.

Bila kalian datang ketempat ini untuk offroad atau berkemah aku hanya mengingatkan pada kalian untuk tidak berbicara sompral, karena mereka mendengar apa yang kita bicarakan.

Penulis: Budiman

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar