Rabu, 03 Agustus 2016


“Karena kegelapan akan membuka pintu dunia lain, aku percaya itu!”.

Kejadian ini bertempatan di hari senin 1 Agustus 2016.

Namaku Budiman ini cerita mistis yang aku alami percaya atau ngga tapi aku mengalaminya sendiri.
Malam itu tepatnya malam selasa.

 Aku  baru pulang hunting photo di daerah dago atas  bersama Aldy dan Reyhan sebelum pulang kami menunggu redanya hujan di salah satu mini market dekat SMAN favorite di kota Bandung sampai akhirnya Jam menunjukan 12:00 malam.

 Aku pamit pulang karena aku ingat dirumah ada keponakanku sendiri, karena orang tuaku pergi ke Jakarta.

“Gue duluan pulang yaa  soalnya ada ponakan gue sendiri dirumah, lagian juga nih badan udah remuk entar deh kalau photo, gue nanti kirimin di line oke, gue edit edit dulu.”

“Iyaa yaudah hati-hati lu, kita juga mau pulang ko, mumpung ujanya reda”.

Sesudah pamit aku pergi meninggalkan mereka.
Dalam perjalanan.Aku tak melihat ada cahaya lampu jalan yang menyala, jalan ini sangat gelap penghilatanku dibantu oleh cahaya dari lampu motorku saja.

Lampu lalulintaspun tak menyala alhasil mobil lalulalang sembarangan.

“:Kayanya lagi ada pemadaman lampu”. Aku berhenti distopan buah-batu mobil yang dibelakangku terus mengklakson, aku yang bingung antara maju dan tidak karena lampu lalu lintasnya juga mati, mobil itu langsung melaju cepat dan bilang ‘Tuli lo’ teriaknya.“Udah tau gue bingung mau maju, arah sana maju, gimana kalau gue ketabrak, norak lo dasar” teriakku. tetesan air hujan menyadarkanku untuk maju. “yaa hujan lagi” kesalku.

Ketika aku memasuki komplek rumah, biasanya ada tukang ronda atau ngga tukang nasi goreng langgananku tapi kali ini entah pada kemana?, yang jelas aku tak melihat satu orangpun.

Hujanpun kembali turun bahkan lebih deras dari sebelumnya.

Pintu rumah tak terkunci, aku yang cape langsung memasukan motor dan menuju lantai dua , karena kamarku berada diatas.

Yang membantu penglihatanku saat ini hanya cahaya dari handphone.

Handphoneku menunjukan baterai hanya 15% itu artinya sekitar 20 menit lagi handphoneku mati.

Ketika aku  menaiki tangga,  aku mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumah.
Aku melihat kebelakang dan kembali kebawah memastikan apa yang aku dengar tadi.

Ketika aku membukakan pintu, tak ada siapa-siapa yang kulihat hanyalah air hujan.

Aku langsung menutup pintu.

“Tadi aku denger jelas kalau emang ada yang ketok pintu?” tanyaku heran.

Cahaya lampu handphoneku semakin redup, aku tak bisa melihat dengan jelas, belum sempat aku menemukan jawaban atas pertanyaanku tadi, aku mendengar suara orang mandi dan bersiul, aku kembali penasaran apakah keponakanku mandi jam segini tapi ngga mungkin atau ada orang lain di rumah ini selain kita berdua, aku takut adanya maling karena sebelumya dikomplekku ini ada pencuri.

“Andini, Andini” aku memanggilnya. Suara air itu semakin jelas, ketika aku membuka pintu kamar mandi.

Aku tak melihat siapapun ,bulu kudukku berdiri tetapi aku berpikir positif apa yang aku dengar mungkin gemericik air hujan dari luar dan kedengarnya seperti orang mandi.
Buru-buru aku meinggalkan lantai bawah dan menuju kamar.

Pintu kamar keponakanku terbuka, aku melihat dia sedang duduk di kasur, aku menghampirinya.

“Din udah makan belum?”.tanyaku sembari buka pintu.
Ketika aku menyorotnya dengan cahaya handphone, keponakanku tertidur pulas, berbaring membelakangiku, aku heran sangat heran, aku terus bertanya apa ini sugestiku saja atau memang benar terjadi tapi aku liat dia sedang duduk tadi?!.

Lagian setahuku Andini tak pernah mengigo.
Ketika aku kembali pergi kekamar, tiba-tiba dibelakangku, yaa tepat dibelakangku ada seseorang berdiri entah keponakanku yang bangun atau siapa, dia bernafas tepat di pundakku, kali ini aku tak berani melihatnya aku yakin seyakin-yakinnya dia bukan Andini karena ketika cahaya handphone menerangi tangan kiriku, aku melihat ada tangan lainnya bewarna putih pucat, uratnya terlihat biru, kukunya memar  dan berdarah seperti tergeleng  sesuatu yang berat, tanpa pikir panjang aku berlari ke kamar, mengunci pintu. aku takut sangat TAKUT! , aku mencoba melihat kedalam lubang pintu mencari tahu siapa sosok itu?!, tetapi sosok itu tak ada.
Aku masih membelakangi pintu.

 Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara cekikikan dibelakang pintu ini. Aku yang ketakutan mulai membaca doa-doa yang ku bisa. Entah harus berbuat apa?. tubuhku terasa kaku. Ingin rasanya teriak tetapi tak bisa!.
Sosok itu sekarang bersenandung, tetapi tak jelas dan samar.

Suara itupun lambat laun menghilang  yang terdengar hanyalah derasnya air hujan dari luar.

Pikirku mungkin mahluk itu sudah tak ada.

Ketika aku akan mengambil handphone yang tergeletak disampingku, aku melihat tangan putih pucat itu memegangi handphoneku, itu artinya dia berada di sisiku.
Tubuhku lemas, dan aku tak sadarkan diri.

Esok harinya aku menelephone ibu, menceritakan kejadian semalam. Ibuku hanya bilang mungkin kamu kecapean, aku mencoba meyakinkan ibu tetapi ibu tetap tidak percaya, ketika aku menanyakan soal Andini, ibu menjawab dia ada bersamanya karena kemarin dia maksa untuk ikut dan sore ini akan pulang.

Mendengar jawaban ibu bulu kudukku berdiri bearti yang semalam tidur pulas itu bukan Andini?!.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar