Senin, 05 Februari 2018

Patung hidup museum bawah tanah.



Ini pengalaman mistisku ketika berkunjung pada salah satu museum yang berada di Jl.Cilaki Bandung.

Museum ini terkenal dengan sejarahnya yang sangat berpengaruh dalam urusan telekomunikasi, apalagi zaman dulu yang  sulit untuk mengkabari satu sama lain.

Benda, Peralatan Pos, Transportasi pengantar surat kabar dan Perangko tersimpan rapi di museum ini.
Bangunan museum, sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda. Arstistiknya seperti bangunan belanda kuno yang sudah ditinggal ratusan tahun.

Museum pos ini terletak dibawah tanah, tak heran bila kalian mengunjungi, suhu yang dirasakan akan sangat menusuk kulit.

Konon patung manusia yang berada didalam museum ini, bila malam tiba akan bergerak layaknya manusia.





Aku tak percaya dengan rumor yang beredar dan mengacuhkan hal yang tak masuk akal itu. Namun suatu hari, Aku mengalaminya sendiri, bukan patung itu yang bergerak, ada sosok lain yang memang hidup diantara patung-patung itu.



Patung hidup museum bawah tanah.




Akhir-akhir ini cuaca di Bandung tak menentu, Aku dan Asdi berniat untuk hunting photo disalah satu taman yang memang mempunyai spot unik.

Tetapi sepertinya harus kuurungkan niatku ini, karena hujan turun begitu deras.

Akhirnya Asdi memberhentikan motornya disalah satu tempat museum yang tak jauh dari lokasi photo.

Seorang satpam mendekati dan menawarkan kami untuk masuk kedalam museum.

“Ade-ade ini bade kamuseum?, (adik-adik ini mau kemuseum?)”. tanyanya.

“engga pak, kita cuman mau berteduh aja”. Jawabku sambil terseyum.

Aku menolak tawarannya, karena memang kita hanya ingin berteduh saja, tak ada niatan untuk berkunjung.

Selama Aku tinggal di Bandung, Aku belum pernah masuk kedalam museum ini.

Lagian tak ada satupun pengunjung yang-ku lihat.

Aku menanyakan tentang gedung ini.

Dan sampai pada akhirnya obrolan kami masuk ke dalam hal ‘MISTIS’.

Pak Satrio hanya bilang “ADA” tanpa mau menjelaskannya lebih rinci.

“Saya tinggal dulu yaa de”.

Pak Satrio meninggalkan kami, dan kulihat tangannya memegangi pundak, Aku tahu apa yang dirasakan Pak Satrio.

Rumor patung hidup yang sudah lama beredar ini, bukan isapan jempol semata, mungkin yang dimaksud ‘Hidup’ ini bukan patungnya tetapi ada sosok lain yang memang hidup di antara patung-patung itu atau mungkin ‘Mereka’ menghuni patung-patung didalam museum ini, ah sudahlah pikirku itu hal yang tak penting untuk dipikirkan.

Asdi menyuruhku untuk menunggu, setelah dia selesai dari toilet kami langsung pulang ajaknya.
Hujan tak juga reda, memang masih sore namun keadaan digedung  ini bila dilihat lebih dalam sangat menyeramkan, apalagi lorong menuju museum yang terletak dibawah tanah ini, aura yang kurasa memang berbeda mempunyai satu kemisteriusan yang memang sepertinya mempunyai cerita tragis, lagi -lagi pikiranku berpikir negatife tentang gedung ini.

‘Aku merasakan keberadaan mereka’. Iya mereka yang ingin berkenalan.

Lorong masuk museum berada diujung tempatku duduk.

Aku melihat ada seseorang melambaikan tanganya seolah mengajak-ku untuk mengikutinya, Ia adalah seorang wanita paruh baya memakai kebaya bewarna pink bercorak bunga-bunga, sangat anggun, Ia tersenyum padaku.

Tubuhku seperti terhipnotis olehnya, mendadak Aku mendekatinya.

Wanita paruh baya itu terus masuk kedalam lorong yang gelap, Aku mengikuti langkahnya.
Lorong ini begitu gelap tak ada cahaya yang masuk, Aku menuruni anak tangga dan melihat pintu museum terbuka, Tanpa pikir lama Aku memasukinya.







Penglihatanku tak bisa menangkap sosok Wanita paruh baya tadi, Aku mencarinya dan tak kulihat siapapun.

 Aku baru menyadari ternyata sekarang Aku berada didalam museum, “SEORANG DIRI”.

Aku yang panik mencoba untuk tidak berpikir macam-macam.

Pikirku mungkin wanita paruh baya itu seorang  pengunjung.

Aku melihat sekeliling museum lembaran kertas-kertas , surat, mesin cetak zaman dahulu tersimpan rapi meskipun umurnya sudah puluhan tahun.





Ketika Aku akan kembali menuju pintu keluar.

Aku dikagetkan dengan suara jeritan, suara itu berada di ujung lorong museum ini, dekat dengan penyimpanan Arsip.

Aku cepat-cepat menghampiri arah suara itu.

Aku yakin itu suara wanita, mungkin saja pengunjung yang baru saja Aku temui tadi.

Dan ternyata, Astaga!?, Aku melihat ada bagian tubuh manusia, ia itu tangan, tangan yang terputus, apa yg Aku lihat semoga bukan apa yang Aku pikirkan.

“yaa Tuhan!?”. Jeritku.

Ketikaku lihat kembali.

Ternyata itu hanya tangan patung yang lepas, kukira?. kutarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diriku.

Aku berniat untuk mengembalikan tangan patung itu ke posisi semula.

Tetapi ketika Aku akan mengambil tangan patung yang berada dikakiku ini , tangan patung itu “TIDAK ADA”!.

 Aku melihat tangan patung wanita itu sudah terpasang.


Sama sekali Aku tidak mengerti dengan apa yang Aku alami ini, tubuhku gemetar.

Aku mencoba memperhatikan kedua patung itu dengan seksama.

Tiba-tiba ada sosok wajah dibalik patung yang sedang memperhatikanku?!.


Cepat-cepat Aku menjauh dan kembali menuju pintu keluar, namun apa yang Aku alami, pintu ini terkunci rapat!.


Di ujung lorong, Aku melihat sosok wajah yang memperhatikanku itu sekarang berdiri didekat patung, Ia tertunduk, wajahnya tertutupi oleh rambutnya yang panjang dan kusut, pakaian kebaya yang kukenal mengingatkanku pada wanita paruh baya yang Aku cari, namun sekarang pakaian kebayanya itu terlihat kusut, Wanita itu sangat menyeramkan.

Ketika Aku mencoba menghampirinya lagi, ternyata Wanita paruh baya itu sama dengan patung wanita yang berada dipinggirnya, Aku mengurungkan niatku untuk medekatinya.

Ia mengerakan tubuhnya, namun terlihat ‘KAKU’.

Wanita paruh baya itu sekarang tertawa cekikikan, Aku menyadari ‘DIA BUKANLAH MANUSIA’, wanita itu sekarang mencoba mendekatiku.

Air mataku mulai menetes, Aku membaca doa-doa yang kubisa, suara tawa itu terdengar samar namun jelas, Ia sekarang berada dibelakangku tepat di’BELAKANGKU”!. Ia berbicara namun tak kumengerti. Aku menggedor-gedor pintu lebih keras.


Sampai akhirnya, Aku mendengar suara Pak Satrio dan Asdi.

Asdi yang melihatku pucat langsung membawaku keluar museum.

Pak Satrio membawakanku air minum yang telah diberikan Doa.

Ketika mereka menanyakan apa yg terjadi, Aku hanya bisa diam tak mau menjelaskan, kuyakin Asdi dan Pak Satrio mengetahui apa yang baru saja Aku alami,  Aku memang bisa melihat mereka namun kadang Aku tak siap dengan hal yang akan terjadi.

Penghuni disini memang benar adanya. bila kalian ingin mengunjungi museum ini, tolong untuk  tidak berkunjung dalam jumlah ganjil dan pikiran kosong karena penunggu disini akan menampakan dirinya, apalagi si kebaya merah muda, sangat menyukai orang-orang yang sensitife dengan keberadaanya, ia akan senang hati untuk memperkenalkan dirinya.





-Budiman-


1 komentar:

  1. Prediksi Togel HK Mbah Bonar 15 Maret 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!

    BalasHapus