Ini pengalaman mistisku ketika berkunjung pada salah
satu museum yang berada di Jl.Cilaki Bandung.
Museum ini terkenal dengan sejarahnya yang sangat
berpengaruh dalam urusan telekomunikasi, apalagi zaman dulu yang sulit untuk mengkabari satu sama lain.
Benda, Peralatan Pos, Transportasi pengantar surat
kabar dan Perangko tersimpan rapi di museum ini.
Bangunan museum, sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda.
Arstistiknya seperti bangunan belanda kuno yang sudah ditinggal ratusan tahun.
Museum pos ini terletak dibawah tanah, tak heran
bila kalian mengunjungi, suhu yang dirasakan akan sangat menusuk kulit.
Konon patung manusia yang berada didalam museum ini,
bila malam tiba akan bergerak layaknya manusia.
Aku tak percaya dengan rumor yang beredar dan
mengacuhkan hal yang tak masuk akal itu. Namun suatu hari, Aku mengalaminya
sendiri, bukan patung itu yang bergerak, ada sosok lain yang memang hidup
diantara patung-patung itu.
Patung hidup
museum bawah tanah.
Akhir-akhir ini cuaca di Bandung tak menentu, Aku dan
Asdi berniat untuk hunting photo disalah satu taman yang memang mempunyai spot
unik.
Tetapi sepertinya harus kuurungkan niatku ini, karena
hujan turun begitu deras.
Akhirnya Asdi memberhentikan motornya disalah satu
tempat museum yang tak jauh dari lokasi photo.
Seorang satpam mendekati dan menawarkan kami untuk
masuk kedalam museum.
“Ade-ade ini bade kamuseum?, (adik-adik ini mau
kemuseum?)”. tanyanya.
“engga pak, kita cuman mau berteduh aja”. Jawabku
sambil terseyum.
Aku menolak tawarannya, karena memang kita hanya
ingin berteduh saja, tak ada niatan untuk berkunjung.
Selama Aku tinggal di Bandung, Aku belum pernah
masuk kedalam museum ini.
Lagian tak ada satupun pengunjung yang-ku lihat.
Aku menanyakan tentang gedung ini.
Dan sampai pada akhirnya obrolan kami masuk ke dalam
hal ‘MISTIS’.
Pak Satrio hanya bilang “ADA” tanpa mau
menjelaskannya lebih rinci.
“Saya tinggal dulu yaa de”.
Pak Satrio meninggalkan kami, dan kulihat tangannya
memegangi pundak, Aku tahu apa yang dirasakan Pak Satrio.
Rumor patung hidup yang sudah lama beredar ini,
bukan isapan jempol semata, mungkin yang dimaksud ‘Hidup’ ini bukan patungnya
tetapi ada sosok lain yang memang hidup di antara patung-patung itu atau
mungkin ‘Mereka’ menghuni patung-patung didalam museum ini, ah sudahlah pikirku
itu hal yang tak penting untuk dipikirkan.
Asdi menyuruhku untuk menunggu, setelah dia selesai
dari toilet kami langsung pulang ajaknya.
Hujan tak juga reda, memang masih sore namun keadaan
digedung ini bila dilihat lebih dalam sangat
menyeramkan, apalagi lorong menuju museum yang terletak dibawah tanah ini, aura
yang kurasa memang berbeda mempunyai satu kemisteriusan yang memang sepertinya
mempunyai cerita tragis, lagi -lagi pikiranku berpikir negatife tentang gedung
ini.
‘Aku
merasakan keberadaan mereka’. Iya mereka yang ingin
berkenalan.
Lorong masuk museum berada diujung tempatku duduk.
Aku melihat ada seseorang melambaikan tanganya seolah
mengajak-ku untuk mengikutinya, Ia adalah seorang wanita paruh baya memakai kebaya
bewarna pink bercorak bunga-bunga, sangat anggun, Ia tersenyum padaku.
Tubuhku seperti terhipnotis olehnya, mendadak Aku
mendekatinya.
Wanita paruh baya itu terus masuk kedalam lorong
yang gelap, Aku mengikuti langkahnya.
Lorong ini begitu gelap tak ada cahaya yang masuk,
Aku menuruni anak tangga dan melihat pintu museum terbuka, Tanpa pikir lama Aku memasukinya.
Penglihatanku tak bisa menangkap sosok Wanita paruh
baya tadi, Aku mencarinya dan tak kulihat siapapun.
Aku baru
menyadari ternyata sekarang Aku berada didalam museum, “SEORANG DIRI”.
Aku yang panik mencoba untuk tidak berpikir macam-macam.
Pikirku mungkin wanita paruh baya itu seorang pengunjung.
Aku melihat sekeliling museum lembaran kertas-kertas
, surat, mesin cetak zaman dahulu tersimpan rapi meskipun umurnya sudah puluhan
tahun.
Ketika Aku akan kembali menuju pintu keluar.
Aku dikagetkan dengan suara jeritan, suara itu
berada di ujung lorong museum ini, dekat dengan penyimpanan Arsip.
Aku cepat-cepat menghampiri arah suara itu.
Aku yakin itu suara wanita, mungkin saja pengunjung
yang baru saja Aku temui tadi.
Dan ternyata, Astaga!?, Aku melihat ada bagian tubuh
manusia, ia itu tangan, tangan yang terputus, apa yg Aku lihat semoga bukan apa
yang Aku pikirkan.
“yaa Tuhan!?”. Jeritku.
Ketikaku lihat kembali.
Ternyata itu hanya tangan patung yang lepas,
kukira?. kutarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diriku.
Aku berniat untuk mengembalikan tangan patung itu ke
posisi semula.
Tetapi ketika Aku akan mengambil tangan patung yang
berada dikakiku ini , tangan patung itu “TIDAK ADA”!.
Aku melihat
tangan patung wanita itu sudah terpasang.
Sama sekali Aku tidak mengerti dengan apa yang Aku
alami ini, tubuhku gemetar.
Aku mencoba memperhatikan kedua patung itu dengan
seksama.
Tiba-tiba ada sosok wajah dibalik patung yang sedang
memperhatikanku?!.
Cepat-cepat Aku menjauh dan kembali menuju pintu
keluar, namun apa yang Aku alami, pintu ini terkunci rapat!.
Di ujung lorong, Aku melihat sosok wajah yang
memperhatikanku itu sekarang berdiri didekat patung, Ia tertunduk, wajahnya
tertutupi oleh rambutnya yang panjang dan kusut, pakaian kebaya yang kukenal mengingatkanku
pada wanita paruh baya yang Aku cari, namun sekarang pakaian kebayanya itu
terlihat kusut, Wanita itu sangat menyeramkan.
Ketika Aku mencoba menghampirinya lagi, ternyata
Wanita paruh baya itu sama dengan patung wanita yang berada dipinggirnya, Aku
mengurungkan niatku untuk medekatinya.
Ia mengerakan tubuhnya, namun terlihat ‘KAKU’.
Wanita paruh baya itu sekarang tertawa cekikikan,
Aku menyadari ‘DIA BUKANLAH MANUSIA’, wanita itu sekarang mencoba mendekatiku.
Air mataku mulai menetes, Aku membaca doa-doa yang
kubisa, suara tawa itu terdengar samar namun jelas, Ia sekarang berada
dibelakangku tepat di’BELAKANGKU”!. Ia berbicara namun tak kumengerti. Aku menggedor-gedor
pintu lebih keras.
Sampai akhirnya, Aku mendengar suara Pak Satrio dan
Asdi.
Asdi yang melihatku pucat langsung membawaku keluar
museum.
Pak Satrio membawakanku air minum yang telah
diberikan Doa.
Ketika mereka menanyakan apa yg terjadi, Aku hanya
bisa diam tak mau menjelaskan, kuyakin Asdi dan Pak Satrio mengetahui apa yang
baru saja Aku alami, Aku memang bisa
melihat mereka namun kadang Aku tak siap dengan hal yang akan terjadi.
Penghuni disini memang benar adanya. bila kalian
ingin mengunjungi museum ini, tolong untuk tidak berkunjung dalam jumlah ganjil dan pikiran
kosong karena penunggu disini akan menampakan dirinya, apalagi si kebaya merah
muda, sangat menyukai orang-orang yang sensitife dengan keberadaanya, ia akan
senang hati untuk memperkenalkan dirinya.
-Budiman-
Prediksi Togel HK Mbah Bonar 15 Maret 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!
BalasHapus